Variable Length Subnet Mask ~ Riguest

Tuesday, October 21, 2014

Variable Length Subnet Mask

1. Pengertian Variable Length Subnet Mask
       VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah suatu teknik yang administrator jaringan mempekerjakan untuk menggunakan subnet IP mereka (s) dengan cara yang lebih efektif. Dengan menggunakan VLSM, masker panjang dapat digunakan pada jaringan yang memiliki beberapa host dan topeng net short pada subnet yang memiliki sejumlah besar host. Untuk menggunakan VLSM, bagaimanapun, protokol routing yang mendukung itu harus digunakan. Router Cisco mendukung konsep dengan protokol berikut: Terpadu IS-IS (Integrated Intermediate System to Intermediate System), EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol), RIP v2, OSPF (OSPF), dan routing statis. VLSM juga memungkinkan lebih dari satu subnet mask dalam ruang alamat jaringan yang sama, yang juga disebut sebagai "subnetting subnet." 

2. Bagaimana Bekerja VLSM? 
       Secara historis, protokol routing diperlukan bahwa jaringan tunggal menggunakan subnet mask yang sama. VLSM memungkinkan jaringan untuk memiliki subnet mask yang berbeda jika protokol routing pada jaringan di mana ia digunakan mendukungnya. VLSM juga istirahat konvensi karena menggunakan pertama dan terakhir subnet, yang secara tradisional milik untuk mengurangi kebingungan disebabkan ketika jaringan dan subnet memiliki alamat yang sama. Bila ini dilakukan, VLSM mendukung delapan subnet digunakan yang dapat masing-masing mendukung 30 host. 

3. Bagaimana Route Agregasi Dicapai dengan VLSM? 
         Ketika VLSM digunakan, nomor subnetwork biasanya dikelompokkan bersama untuk memungkinkan router jaringan menggunakan VLSM agregat lalu lintas jaringan. Sebagai contoh, jika jaringan 171.15.14.0 dan 171.15.13.0 disimpan dekat satu sama lain, maka router jaringan akan hanya perlu menyimpan satu rute untuk dua menggunakan agregasi. Ketika digunakan bersama dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing), VLSM membantu mencegah limbah alamat dan mempromosikan rute meringkas atau agregasi pada jaringan. Untuk melakukan hal ini, bagaimanapun, router jaringan harus menggunakan protokol routing tanpa kelas seperti EIGRP atau OSPF. Protokol ini membawa alamat IP 32 bit dan bit mask dalam update routing mereka. Router di jaringan yang mendukung agregat rute memiliki catatan yang lebih sedikit dalam tabel routing mereka. VLSM memungkinkan rute yang akan diringkas dan meningkatkan fleksibilitas jaringan dengan mendasarkan ringkasan rute di tingkat tinggi bit rusak di sebelah kiri untuk jaringan berdekatan dan non-berdekatan. 

4. Dimana VLSM Digunakan? 
        VLSM sering digunakan di lingkungan kampus. Jika administrator jaringan memiliki blok B Kelas alamat untuk digunakan pada beberapa kampus, ia / dia biasanya menggunakan panjang variabel subnet. Subnet kemudian dapat dibagi lagi dengan bangunan dan workgroup di kampus-kampus, yang akan membutuhkan jumlah yang berbeda dari alamat. Jika subnet mask tetap digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang sama alamat IP ke lokasi, sejumlah alamat akan sia-sia. Jika VLSM digunakan, maka ada sedikit sampah di ruang alamat yang dialokasikan di semua lokasi kampus, memberikan lebih banyak ruang untuk pertumbuhan jaringan.

5. Penerapan VLSM
     Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, sebagai berikut:
  1. routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :  RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
  2. semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yan menggunakan algoritma penerus packet informasi
Contoh Penerapan VLSM: 130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat:
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka:
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah:
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu:
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu:
 /20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat:
 130.20.32.0/24
Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16  = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Manfaat VLSM:
  1. Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
  2. VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
  3. Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
SUPERNETTING
Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet, dimana manfaat dari supernetting ini adalah untuk mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung.
Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :
Prosedur Supernetting
  1. Pada Supernetbit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
  2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting:
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking:
 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet-maskKls-C:
 255.255.255.0
Setelah Supernetting:
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking:
11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask:
255.255.252.0

0 comments:

Post a Comment