Khalifah ~ Riguest

Wednesday, January 14, 2015

Khalifah

A. Manusia Sebagai Khalifah di Bumi
Islam memandang manusia sebagai khalifatullah (Khalifah Allah) di Muka Bumi. Lalu apa yang dimaksud khalifatullah ?? Apakah setiap manusia berstatus khalifatullah ?? Bagaimana dengan orang - orang yang berangai buruk dan gemar membuat kerusakan ?? Apakah mereka juga termasuk dalam kategori khalifatullah ?? sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika kita perhatikan firman Allah SWT. berikut ini :

  وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya : "Dan (ingatlah) ketika Tuhnamu berfirman kepada para malaikat. 'Aku telah menjadikan khalifah di Muka Bumi'. Mereka berkata 'Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami, bertasbih memujimu dan menyucikan namamu?' Dia berfirman'Sungguh aku lebih mengerahkan apa yan g tidak kamu ketahui'". (QS Al-Baqarah = 30)

Ayat Al-Qur'an di atas, sebenarnya membicarakan tentang hakikat manusia dalam ayat tersebut dengan tegas disebutkan bahwa manusia merupakan khalifah Allah SWT merupakan statusnya sebagai wakil Allah SWT, karena Allah SWT merupakan puncak segala kebaikan dan kesempurnaan. Hanya manusia baik saja yang berhak menjadi khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia diberi wewenang untuk mengatur dan memelihara kelesetarian dan kelestarian dan ketentraman alam. Dalam konteks inilah manusia memiliki tugas.

Ri'ayah adalah menjaga dunia dari tangan - tangan yang ingin merusak kelestariannya dan imarah adalah memakmurkan dunia. Oleh karena itulah, Allah SWT memberikan akal kepada manusia untuk dipergunakan menyingkap rahasia alam semesta dan sekaligus membentuk kedua tugas tersebut. Namun tidak banyak manusia yang berhasil memaksimalkan kemampuan akalnya, karena manusia seringkali diliputi sifat malas dan tidak giat dalam berikhtiar.

Dari keterangan tersebut dapat dipahami bahwa tidak semua manusia berhak menyandang status khalifatullah filardh. Status tersebut masih bersifat potensi, bukan bawaan dari lahir. Agar potensi itu berkembang dalam diri seseorang, maka ada seperangkat kriteria yang harus dipenuhi. Di antaranya kriteria tersebut adalah :

1. Berilmu
Hanya manusia yang berilmu sajalah yang berhak menjadi khalifatullah. Karena dengan ilmu, seseorang bisa berkreasi dan mengembangkan teknologi yang banyak membantu kehidupan manusia. Ciri ini juga yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Hal ini sebagaimana terungkap dalam firman Allah :

وَ عَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِيْ بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ 
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
 Artinya : "Dan diajarkan kepada Adam AS nama - nama (benda) semuanya, kemudian dia perlihatkan kepada malaikat, seraya berfiman. Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini jika kamu yang benar." (QS Al-Baqarah = 31).

2. Beriman dan Berakal
Kriteria ini mutlak adanya, karena tanpa iman dan amal shaleh, ilmu pengetahuan yang dikembangkan tidak akan sesuai cita - cita luhur umat manusia. Kriteria ini disebutkan dengan tegas dalam firman Allah SWT.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ 

  ۚالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا 

يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

 Artinya : "Allah telah menjanjikan kepada orang - orang di antara kamu yang berfirman dan mengerjakan kebajikan, bahwa dia sungguh akan menjadi orang sebelum mereka berkuasa". (QS An-Nur = 55)

3. Memberi keputusan dengan benar dan tidak berhawanafsu
Kriteria ini mencerminkan bahwa khalifatullah merupakan orang dengan akhlak mulia, berkehendak sebagaimana yang kehendaki.

0 comments:

Post a Comment